Minggu, 04 Mei 2014

Selamat Menyalurkan

Waw. Waw waw waw. Lama sekali saya tidak menulis sepatah-dua patah kata di sini. Jangan ditanya kenapa, beragam alasan bisa saja muncul, dari yang belum ada ide, ada beberapa tugas, waktu yang secara sombong dianggap tidak cukup luang untuk menulis, sampai pada alasan yang paling tidak enak untuk didengar, m a l a s hehehe. Itu alasan yang terakhir jangan sering dipake ya teman-teman hahaha. Jadi begini, apakah sering pikiran pembaca tiba-tiba secara ajaib memunculkan sebuah kalimat yang sedang tidak nyambung dengan kondisi saat kalimat itu muncul? Contohnya apa ya.. hmmm contohnya seperti kalimat yang muncul di pagi hari ini :
Inget ya.. semua kelebihan yang Allah kasih ke kamu, Fi. Itu bukan sepenuhnya buat kamu, tapi untuk orang lain. Makanya, manfaatin apa yang kamu punya, agar berguna untuk sesama.
Selesai. Itu muncul bukan pas lagi ngerjain tugas, selesai baca buku, mikirin masa depan, atau mikirin sesuatu yang berat-berat. Cuman tiba-tiba tessss cling muncul sambil nyalain laptop. Kemudian saya mencoba memahami peristiwa kemunculan tiga kalimat tersebut. Mmm...pasti ini teman-teman sudah paham lah ya maksudnya. Ya nampaknya memang benar, banggalah, bersyukurlah atas kelebihan kemampuan yang Allah beri, silakan kalau ingin sombong, asal akibatnya ditanggung sendiri hehe. Intinya ya itu. Itu tuh. Seperti yang sudah sering kita dengar :
Jadilah orang yang bermanfaat untuk orang lain.
Cuman kadang ya namanya juga manusia ya, suka lupa, suka ga tau, kalau kata dosen saya :
Nggak tau itu jangan dipelihara.
Nah karena kesukaannya untuk lupa dan ga tau itu, jadinya suka terlalu seneng sama kelebihan yang dimiliki. Pernah ngerasa seneeeeng banget sama kemampuan diri sendiri yang sudah dipuji beberapa kali? Nah loh, hati-hati ya jangan sampai lupa diri. Semoga itu bisa dijadikan manfaat, di sini konteks "manfaat" sendiri banyak artinya. Cuman kita sendiri yang tau cara memanfaatkan kelebihan itu biar ga tumbuh menjadi rasa sombong dan pamer yang besar. Aha, ingat ingat, perbaiki niat dulu. Syukur-syukur udah tau harus gimana biar kelebihan ini bisa sungguh-sungguh secara nyata bermanfaat buat orang lain. Eh kelebihan itu karunia yang bukan hanya berupa bakat hlo, bisa aja misal kelebihan dirimu adalah rasa empati yang tinggi, jadi tiap melihat orang lain susah tu pinginnya nolooong terus. Atau inisiatif tinggi, jadi tanpa disuruh kamu udah tau apa yang harus dilakuin, liat temen kebingungan nyari penghapus ilang, ya dibantu nyari atau minimal nanya, "eh coy kamu lagi nyari apa?", tanpa dia harus ngomong "eh penghapusku dimana yaaaa, duh dimana yaa, dimana yaaa". Punya rasa peduli tinggi, ya monggo diwujudkan, pinter dandan, ya silakan teman-temannya yang berminat diajarin. Simpel kok. Mesti kelebihan-kelebihan itu ada, jangan pernah mikir yo kalau kita ngga ada apa-apanya. Pasti ada apa-apanya lah wehehe.

Ibarat seperti misal kamu memberi permen ke adikmu sepuluh buah, dengan harapan agar adikmu mau berbagi ke saudara-saudara lainnya. Di awal kamu sudah bilang "Ini permennya dibagi-bagi ya buat mba itu mas itu dek itu mba itu dan mas itu". Adikmu kemudian lari, dan eeeh mbelok ke kamar nyembunyiin permennya di lemari. hahaha. Kesel ga? Kesel dong jangan malah ketawa. Itu kan berarti kalimat perintah baikmu diabaikan. Sama seperti Allah, sudah mengingatkan kita bahwa :
Sebaik-baiknya manusia, yang paling baik adalah yang bermanfaat untuk orang lain.
Nah, berarti..........yo oke sip sudah mengerti pastinya hehe.

Selamat bertugas ya! Selamat menyalurkan potensimu untuk membuat hidup orang jadi lebih b a h a g i a. Cizeeeee.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar