Curhat Seorang Teman

image source : http://all-free-download.com/free-vector/man-suit-silhouette.html

Kemarin siang seorang sahabat bercerita, perkara seorang pria yang diduga sedang menaruh simpati padanya. Satu alasan yang membuat sahabat ini ragu dengannya adalah mengenai hal sensitif, agama. Sahabatku, seperti yang kita ketahui bahwa Islam menganjurkan agama menjadi penilaian utama seseorang dalam memilih pasangan hidup. Setiap muslim dan muslimah secara bathiniah menginginkan pasangan yang taat beragama, terutama wanita. Suatu hari di tengah perkuliahan, dosen saya bertanya kepada seluruh mahasiswanya, "Diantara kalian siapa yang nantinya akan menikah?". Seisi kelas mengangkat jarinya. Sang dosen kemudian bertanya kepada salah seorang mahasiswanya, "Mas, kenapa kamu ingin menikah?". "Mmm....karena setiap orang diciptakan berpasang-pasangan Pak". Dosen bertanya lagi, "Kenapa kamu ingin menikah mas?". "Ingin ber-regenerasi, Pak". Setelah menerima dua jawaban dari satu murid, Pak Dosen ini melanjutkan kalimatnya.

"Kalian sebagai laki-laki, calon pemimpin, harus kuat, harus pintar. Kalau kalian tidak kuat, tidak tau untuk apa sesungguhnya menikah, apa tujuan kalian menikah, bagaimana nasib para ibu-ibunya? Mereka akan goyah, tidak tau harus berpegang kemana. Karena kalian lah kelak yang akan menjadi panutan mereka."

Siang itu kami  para siswinya hanya bisa melempar senyum sambil meng-iyakan pesan dosen tersebut dalam hati hehe. Saya rasa sebagian besar laki-laki muda mudi saat ini sudah mengerti harus bagaimana. Memang sering terdengar kalimat, "dalam memilih pasangan harus bisa menerima apa adanya". Menurut saya kalimat ini ada benarnya, tapi tidak berarti 'apa adanya' dalam urusan agama. Karena pada dasarnya setiap laki-laki sadar akan menjadi pemimpin rumah tangga, sudah pasti dan wajarlah jika mereka berlomba-lomba memperbaiki diri, membangun kuat-kuat benteng agamanya. Iya bukan? Tapi taat beragama juga bukan berarti lupa sifat dasar manusia. Karena Rasulullah saw. pernah berkata bahwa seorang pria boleh beristri 4 orang, bukan berarti semua laki-laki bisa meniru Baginda. Percaya saja bahwa wanita manapun tidak ada yang mau diperlakukan begitu,hehe, kecuali istri Rasulullah saw. Karena ya memang Rasul dan para Nabi yang bisa begitu, yang memiliki keadilan luar biasa.

Wah, kembali pada topik. Teruntuk sahabatku, dia yang pernah menyatakan perasaannya, mengutarakan kekurangannya, dan bercerita tentang keluarganya, bukan berarti langsung kau nilai baik atau buruk. Percaya saja setiap orang bisa berubah. Dalam hal berteman pilihlah siapa saja yang membawa pengaruh baik, namun dalam hal memilih pasangan seumur hidup, pilihlah yang agamanya paling baik, InsyaAllah keluargamu akan selamat. Aamiin.

Masalah jodoh-jodohan seperti ini nampaknya sedang jadi topik hangat di kalangan mahasiswa-mahasiswi muda dan mudi hahaha. Pokoknya siapapun jodoh kita, sedang berada dimanapun, semoga saja sama-sama sedang memperbaiki diri :)