Selasa, 04 Agustus 2015

I'm Going to Write A Book : Day 5 (Best Authors)

Ini. Sudah. Sangat. Keterlaluan.

Memasuki hari kelima, aku mulai panik. Ingatanku berjalan mundur, tentu saja, mana ada ingatan yang berjalan maju Rino! Mencoba mencari-cari penyebab penundaan penulisan masterpiece ini. Urrgh tidak ada manfaatnya, mana mungkin aku menyalahkan orang lain, Bibi Lily? Tidak, dia hanya membuat jagung rebus dengan rasa telur asin yang sayangnya, dia tidak percaya. Sandra? Mana berani aku menyalahkannya, walau sudah jelas dia membuang tiga puluh menit lebih waktuku untuk mengikuti permainan memilih-wajah-orang. Bagaimana dengan Azka? Jangan ingatkan aku dengan anak kecil itu. Wajahnya membuatku iri, menurutku aku jauh lebih tampan, tapi semua orang mudah tertarik padanya. Atau Ted?? Anak itu memang menyebalkan, jangan sampai wajahnya muncul dalam ingatanku!

Sepertinya aku butuh inspirasi. Mungkin google bisa membantu. 

.........
Apa yang harus aku cari? Tema untuk bukuku? Calon nama untuk tokoh? Panduan menulis buku? Panduan mendekati wanita? Memberi hadiah spesial untuknya? Mengetahui kepribadian dari warna favoritnya? Mencari tahu kegiatan terkahirnya belakangan ini? Berharap tidak ada laki-laki yang mendekatinya? STOP, Sial. Enyah kau Sandra! Tak kusangka dengan mudah dia merusak konsentrasiku. Bagaimana J.K.Rowling melakukan ini semua? Tak kusangka seorang wanita mampu menciptakan tujuh buku super tebal yang, yaah kau tahulah, ada cerita hebat di dalamnya. Aha! Akan kucari tahu rahasia mereka.

....b..est...a..u..tho..rs... 

Charles Dicknes, nama yang lucu,
Mark Twain, ia lebih cocok menjadi saudara Einsten.
Edgar Allan Poe, katakan padaku kau bukan penggemar Hitler.
Leo Tolstoy, aha! Aku tahu kau terinspirasi Dumbledore dari orang ini, Rowling!

Tidak ada yang kukenal. Sial! Wajah mereka terlihat tua, tak bisakah Google memasang wajah muda mereka? Atau, serius?? Katakan bahwa dugaanku salah jika tidak ada penulis terkenal yang berusia muda! Dunia butuh kejutan. Satu foto wajahku dalam deretan itu sepertinya sudah cukup mengejutkan. Rino, Iya, sudah pasti. Aku merasakan tubuhku memanas, seperti ada getaran dahsyat, aku merasa.....berapi-api! Aku harus menulis! Akan kukejutkan dunia dan Google!

Aku : Ibuuu! Kemana tas sekolahku?
Ibu : Coba lihat ke belakang
Aku : Jangan bercanda Bu, ini bukan permainan menakut-nakuti, di belakangku tidak ada apa-apa
Ibu : Tidak Rino sayang, lihatlah ke halaman belakang
Aku : (Oh tidak) Ibuu! Apa yang kau lakukan? Mengapa tasku kau cuci? Kemana seluruh harta karunku di dalamnya??
Ibu : Tenang Rino, buku-bukumu ada di lemari buku kakakmu

Tidak!! Ini bencana. Ibu tidak tahu betapa mengerikannya Roni. Ketukan kecil di pintu kamarnya yang kalau sampai dia tahu bahwa itu aku, 100% aku yakin dapat mengancam nyawaku. Aku tidak tahan dengan cubitan tangannya mendarat di gumpalan pipiku. Dia tidak tahu aku dapat kehabisan napas dengan pelukan dan segala macam tindakannya yang orang lain pikir itu sangat lucu tapi jelas dia mengeksploitasiku secara berlebihan. Mungkin dia pikir aku boneka kelinci.

Aku : Bu...tapi.. Aku takut degan Roni. Mengapa kau letakkan bukuku di lemarinya?
Ibu : Lemarimu sudah penuh Rino, ambilah, kakakmu akan senang kau berkunjung ke kamarnya.
Aku : Aku bisa mati karenanya bu.
Ibu : Apa?
Aku : Tidak.

Akan kuambil saat dia pergi nanti. Sabarlah dunia, sabar untuk menantikan kejutan dariku. Sabarlah masterpieceku.

Lagi-lagi aku harus menundamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar