repost from : http://filsafat.kompasiana.com/2013/06/22/sesaat-semusim-selamanya-nikmati-dan-bersyukurlah-571285.html

Dalam perbincangan dengan seorang sahabat sembari menikmati keindahan alam kota Manado, topik pembicaraan kami akhirnya bermuara kepada kehidupan dan falsafahnya. Betapa singkat sebenarnya hidup ini, dan bahwa selalu ada saja hal tak terduga yang terjadi diluar rencana. Seringnya justru yang tidak diharapkan itu malah menjadi sesuatu yang indah, berkesan dan memberi pengaruh yang sangat besar.
Selalu ada kejutan dalam hidup . Namun demikian manusia harus merencanakan kehidupannya seakan akan hari esok dan masa depan bergantung pada bagaimana persiapan dan usaha hari ini. Mempersiapkan diri sebaik baiknya menghadapi hari esok, mengajarkan kita bahwa kerja keras dan ketekunan itu adalah dua faktor penting untuk mencapai yang kita dambakan. Sukses adalah perpaduan dari kerja keras dan ketekunan yang disempurnakan oleh doa.
Pada saat yang sama, keindahan hidup ini juga terletak pada bagaimana kita mampu bersikap fleksibel menerima hal hal yang terjadi diluar rencana, namun tetap bersyukur dan mengambil hikmah dari segala kejadian maupun belajar dari orang orang yang hadir dalam hidup kita.
For everyone and everything that came into our life, there’s a purpose. Untuk semua orang yang pernah hadir maupun yang ke depan akan muncul dalam kehidupan kita, selalu ada tujuannya. Hidup sering membawa kita ke tempat dan situasi yang tanpa kita sadari merupakan bagian dari perjalanan yang digariskan Sang Pencipta.
Sering manusia berupaya mempertahankan dengan segala daya dan cara, agar dapat memiliki sesuatu atau seseorang sampai selama lamanya. Manusia kurang menyadari bahwa kita tidak bisa memiliki apa yang memang bukan untuk kita. Diperlukan keikhlasan hati untuk mampu melepaskan dengan lapang dada, dan menyadari bahwa kita tidak mungkin menahan sesorang yang hatinya memang mau pergi.
Seperti judul diatas, dalam hidup ini ada orang yang hadir hanya untuk sesaat atau semusim saja. Dan ada yang memang ditakdirkan untuk selamanya bersama dan mendampingi kita. Masing masing ada hikmahnya. Semuanya merupakan pembelajaran dalam sekolah kehidupan.
Hidup hendaklah dinikmati seperti menyeruput secangkir kopi panas yang mengepulkan aroma yang harum. Bahkan wangi kopi yang kita hirup itu adalah bagian dari keseluruhan proses menyerap kenikmatan kopi secara maksimal. Nikmatilah hidup selagi masih hangat, selama kita masih bisa berjalan dengan kaki yang kuat, masih memiliki tubuh yang sehat serta pikiran yang logis.
Sampaikan terima kasih dan berikan penghargaan kepada mereka yang pantas mendapatkannya karena sudah menjadi bagian yang membawa keindahan maupun pembelajaran dalam hidup kita. Bahkan ketika kita merasa dikhianati dan dizolimi, pada akhirnya kita juga akan menyadari bahwa kesedihan dan kepedihan membawa hikmah yang kita perlukan untuk bertumbuh.
Ada tiga hal penting yang perlu kita ingat, agar dalam menjalani hidup kita mampu bersikap ikhlas dan senantiasa bersyukur. Ketika kita melepaskan apa yang memang bukan untuk kita, maka kita memberi ruang dan kesempatan untuk menghadirkan yang lebih baik bagi kita.
- Hadir Untuk Sesaat.
Ada memang kejadian ataupun orang lain yang hadir dalam hidup kita untuk sesaat saja. Mengajarkan kepada kita tentang sesuatu ataupun menolong kita pada momen tertentu ketika kita membutuhkannya.
Inilah cara Tuhan lewat alam ini mengajarkan kita untuk belajar “menikmati” apa yang ada pada saat itu juga. Mengajarkan kepada kita untuk tidak membuang energi mengkhawatirkan hari esok.
Mereka yang hadir untuk “sesaat” memberi kita pemahaman bahwa kadang kita memang hanya diijinkan untuk menikmati sesuatu atau bersama dengan seseorang dalam jangka waktu pendek. Yang penting bukan berapa lamanya, tapi apa yang kita pelajari dari kebersamaan yang singkat itu. Kita syukuri saja kenyataan bahwa kita diberikan kesempatan, meskipun singkat.
Mengucap syukurlah, untuk apa yang ada, sebagaimana adanya. Nothing less, nothing more. It’s perfect the way it is.
- Hadir Untuk Semusim.
Ada orang orang yang menjadi bagian kita untuk semusim, dengan tujuan mengajarkan sesuatu yang perlu kita ketahui, dan bersama dengan kita sampai tujuannya telah dicapai dan waktunya tiba bagi orang tersebut untuk melanjutkan perjalanan, ataupun kita memang harus berpisah karena arah dan tujuan kita berbeda
Yang hadir semusim memberi kita kenangan yang indah dan abadi. Kenangan indah untuk kita ingat dan syukuri bahwa untuk sesaat kita diberikan kesempatan menikmati sebagian dari perjalanan hidup kita dengan orang orang tertentu yang pernah mengisi hari hari kita dengan keindahan pribadi mereka.
Saya senang mengilustrasikan ini sebagai suatu hal yang positif kepada pasangan yang sudah bercerai. Bahwa ketika sudah menjadi mantan, tidak perlu ada permusuhan dan sakit yang berkepanjangan. Ingatlah yang baik baik saja. Masing masing pernah berkontribusi merangkai kenangan indah dan menjalani hari hari bahagia bersama, seberapapun lamanya kebersamaan itu dijalani.
Sepahit apapun perpisahan , lebih bermanfaat kita mengingat saja yang baik , sekaligus merenungkan episode sesaat itu sebagai cerminan diri , menjadikan kita lebih mawas dan bijaksana menata masa depan.
- Hadir Untuk Selamanya.
Orang orang yang diperkenankan Tuhan untuk menemani kita sampai akhir hayat adalah mereka yang mengajarkan kepada kita arti kesetiaan dan loyalitas.
Mereka yang selamanya berada dengan kita, melatih kita untuk memiliki hati yang lapang agar mampu menerima kelebihan dan kekurangan dalam kesetiaan kita mencintai . Sekaligus memberi kita pelajaran tentang tanggung jawab dan komitmen. Agar pengertian kita dibuka untuk memahami bahwa setiap keputusan yang diambil selalu ada harga yang harus dibayar. Hidup adalah pilihan. Apapun pilihan yang kita ambil, selalu ada akibat dan tangung jawab yang mesti diemban.
Mereka yang bersama dengan kita untuk selamanya, hadir membuka pikiran dan wawasan agar kita belajar bersikap konsisten dan memiliki pendirian teguh dalam mengasihi dan berkomitmen, sekalipun musim berganti dan cuaca berubah.
Diatas segalanya, mereka yang hadir selamanya bersama dengan kita mengajarkan bahwa cinta adalah kata kerja yang dijalani hari demi hari selalu berupaya membaharui diri agar hari ini lebih baik dari hari kemarin. Memberi kita semangat untuk berlaku setia seperti matahari yang senantiasa hadir setiap pagi.
Kita tidak selalu dapat melihat cahaya matahari, karena mungkin ada awan mendung menutupinya, namun kita yakin dengan sejuta kepastian bahwa matahari tetap terbit , selalu pada saat yang sama setiap pagi, dengan penuh kesetiaan memberi kehangatan lewat kecemerlangannya yang abadi.
To My Husband : I am glad you are forever… )
**Gambar diambil dari pineterest.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar