Rabu, 03 Juli 2013

I'm Going to Write A Book : Day 1 (Jagung Rebus Rasa Telur Asin)

Aku ingin menulis buku! Yeah! Teman-temanku berkata bahwa orang yang terkenal dengan bukunya akan membuatnya terlihat keren. Apalagi jika buku itu mnejadi best seller. Sandra menyuruhku untuk menulis buku, dia berkata ada bakat tulis menulis dari mataku. Aku tidak tahu dia berbohong atau hanya ingin menghiburku. Satu-satunya jalan untuk membuktikan perkataannya adalah aku harus menulis sebuah buku sungguhan. Jika sampai bukuku tidak terkenal, kau orang yang pertama kali harus bertanggung jawab penuh Sandra, Kau harus membayar ganti seluruh biaya penerbitan. Tidak, suatu keajaiban jika aku berani memperlakukannya seperti itu.

Ini akan menjadi hari pertamaku menulis buku. Jika Sandra tidak berbohong dengan bakat yang ia lihat, aku cukup percaya diri untuk memulai sampai lima halaman pertama. Konsentrasiku penuh, sampai ketika..............

Lily : Rino, ini jagungmu. Cepat habiskan, aku tidak ingin melihat kau menyia-nyiakan makanan dariku.
Aku    : Baik Bibi Lily, sebentar lagi.

Mengganggu sekali, tak bisakah kau melihat aku sedang berkonsentrasipenuh pada tulisanku, bibi Lily yang cantik? Lagipula aku yakin jagung yang kau buat itu masih panas. Mungkin ia lupa bahwa jagung tidak mudah menguap.

Lily : Rinooo, ayo sebelum dingin.

Akhirnya aku mengambil satu jagung. 
.....
.....
Aku merasakan ada sedikit rasa aneh dalam jagung ini.
Aku   : Bibi, rasanya seperti telur asin.

Aku kira ia akan merasakan rasa yang sama, ternyata aku salah.

Lily : Kau bercanda? Telur asin? Tidak adakah rasa yang lebih lucu, Rino? Hahaha
Aku : Iya telur asin, aku tidak bercanda
Lily : Memangnya rasa telur asin itu bagaimana?
Aku : Ya telur asin, rasa telur asin.
Lily : Ya bagaimana rasanya??
Aku : Telur asin Bibi Lily, rasanya asin, ditambah sedikit amis. Apa yang kau campurkan pada jagung ini sehingga rasanya menjadi kacau?

Bibi Lily marah. Aku tidak tahu apa yang salah dengan pernyataanku.

Tante : Aku tidak mengerti rasa telur asin. 
Aku    : Ya seperti telur asin. Asin tanteee
Tante : Iya tapi bagaimana?? Aku tidak tahu rasa telur asin!

Tante semakin marah. Sungguh aku tidak megerti apa yang membuatnya marah, aku hanya bicara jujur dan menanyakan resep darinya. Aku tidak tahu kalau dia tidak pernah makan telur asin. Dan konflik itu seketika menjauhkanku dari ide memulai buku halaman pertama. Setelah jagungku habis, aku kembali ke kamar. Kemudian tidur.

Ah, mungkin besok ide itu akan muncul.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar