Sabtu, 07 September 2013

BERTEMAN DAN BERSAHABAT

sumber gambar : grup fb angkatan -__- sensitif nih masalah tugas dan temen, tapi setuju  sih
Suatu hari pernah saya mencuri dengar perbincangan sekelompok wanita, ternyata kala itu topiknya tentang 'sahabat'. Salah satu diantaranya berkata kurang lebih seperti ini :

"Kalau aku ga punya sahabat, ga mau punya sahabat. Sahabat kan berarti harus deket, boleh masuk kamarnya, cerita apa aja ke dia. Emang ga takut ya kalau nanti rahasia kita dibocorin?"

Lawan bicaranyapun menimpali

"Iya aku setuju. Apalagi sahabat itu kan orang lain ya."

Well, rasanya kala itu saya ingin menimpali dan menanggapinya dengan pendapat pribadi, tapi nanti ketauan kalau saya sedang mencuri dengar hehe. Jadi menurut saya begini, setiap orang kan memang dari sananya diciptakan untuk hidup dalam lingkup sosial, Tuhan saja menciptakan manusia berpasang-pasangan, itu berarti maksudnya kita memang sudah takdirnya ga bisa hidup sebatang kara to? Maka yang namanya teman itu pasti ada. Baik ga sengaja ataupun disengaja kita mencarinya. Awal mulanya dia bukan siapa-siapa, orang asing yang sekedar saling melempar senyum. Lama kelamaan saling mengenal nama, dan interaksi meningkat secara spontan. Setiap dari kita pastinya secara otomatis bisa membedakan orang mana yang bikin nyaman, orang mana yang tidak. Kemudian yang lolos seleksi awal biasanya akan jadi teman. Teman ini pengertiannya banyak lo, dan berbeda juga tiap kepala. Ada yang menganggap teman itu kalau namanya sudah kita ketahui, ada pula yang menganggap teman itu yang sudah biasa akrab dengan kita, dan sebagainya. Bijaknya, sedari dulu kita sudah diajari to untuk tidak memilih-milih teman?


Nah kalau kita sudah berhasil memiliki beberapa teman, nantinya bakal ketara tuh kriteria dan jenis-jenis teman. Dari yang baik, sampai yang kurang-menyenangkan. Tapi tetap saja ada baiknya semua itu dibilang 'teman'. Disini saya tidak mau membahas teman yang baik/tidak baik ya, hanya ingin berbagi pendapat tentang sahabat. Lanjut ke seleksi berikutnya, naluri manusia bisa memilih secara otomatis, dengan hati dan logikanya. Dari sekian banyak teman, bahkan teman yang sangat dekat, pada akhirnya sebenernya setiap satu orang ya cuman punya satu orang lain yang betul-betul mengenal dirinya. Orang lain itu diluar lingkup keluarga lo ya. Nah disini bisa kita sebut orang yang itu 'sahabat'. Jadi misal A, B, C, D, dan E sudah berteman sejak kecil, menurut saya sejatinya yang benar-benar sahabat A ya salah satu dari 4 teman dekatnya itu. Bukan berarti di sini yang bukan sahabat itu adalah orang yang tidak lebih baik ya.

Ikatan persahabatan bisa terbentuk dengan alasan banyak hal. Dan setiap orang ya bebas mau memberikan judul 'sahabat' kepada siapa saja. Biasanya, titel sahabat lebih tinggi dibanding teman. Memang menurut saya punya sahabat itu ga wajib sama sekali, tapi bukan berarti takut untuk bersahabat, apalagi berniat ga punya sahabat -__- Secara tidak sadar, bisa saja sebenernya kamu kamu punya lah satu orang yang paling sering kamu jadikan tempat diskusi. Kenapa kamu milih orang itu? Ya itu kamu sendiri yang punya alasannya. Bersahabat itu ga berarti dia bebas masuk kamar kita ko, atau berarti kita harus menceritakan semuanya ke dia. Sekali lagi, yang bukan sahabat bukan berarti orang yang ga baik lo ya.

Sedikit saya ingin bercerita tentang sahabat. Menurut saya, sahabat saya ini bisa diajak diskusi dan cerita banyak hal, dari yang tidak penting sampai penting sejak kurang lebih delapan tahun yang lalu. Yang jelas, dia tidak pernah ikutan mengeluh kalau saya sedang mengeluh. Itulah yang saya suka. Dia bukan tempat dimana saya bisa menemukan orang yang sedang mengeluh di satu waktu. Jadi kalau saya sedang down, dia bukan orang yang bakal dengan mudahnya berkata 'iya, nyebelin memang. iya, emang susah tau. iya, aku juga sebel'. Saya pun berusaha mengimbanginya. Nah disitulah yang saya suka. Tidak ada perjanjian yang terbentuk diantara kami, karena sama-sama percaya sebagai manusia yang baik ya pastinya udah tau lah ya mana sikap yang baik/buruk, mana yang sepantasnya/tidak sepantasnya dilakukan kepada orang lain. Sahabat ini, selalu bisa jadi tempat berbagi semangat positif. Bukan yang hanya 'semangat ya', tapi kalimat yang nyata-nyata itu masuk akal dan rasanya bernilai lebih. Saling mengingatkan kehidupan dunia dan akhirat. Yang jelas hobinya berbeda dengan saya, tapi kami bisa seneng-seneng bareng. Kami memiliki keahlian dan cita-cita masing-masing yang berbeda, tapi saling dukung. Dia sama sekali tidak mau saya gurui, dan menggurui saya. Jika bertemu dengannya, selalu ada topik yang diperbincangkan. Selalu dan tidak pernah kehabisan. Tidak berarti setiap hari kami harus memberi kabar, dia bisa cerita apa saja ke saya, akan saya dengarkan. Sahabat ini, orang kedua yang paling saya percayai setelah keluarga saya.

Jadi, kriteria sahabat tiap orang itu berbeda. Secara naluri kita sebenernya yo bisa ko membedakan mana orang bener-bener bisa dipercaya. Punya sahabat itu sama sekali ga ada ruginya ko. Kalau menurutmu sahabat itu orang yang suatu saat bisa membocorkan kejelekan kita, ya berarti dirimu kurang tepat memilih orang yang dipercaya. Dan sebenernya, ngapain juga berbagi sifat jelek ke orang lain -___- toh ntar dengan sendirinya bakal ketauan jeleknya diri sendiri kalau emang jelek :p 

Rasulullah aja punya sahabat :)
Jadi siapa sahabatmu? :)

4 komentar:

  1. klo emang sahabat g bakal bocorin rahasia sahabatnya sendiri sih :| menurutku gitu pi haha.

    BalasHapus
  2. tergantung sih sahabatnya ember apa engga. eaaa

    BalasHapus