Kamis, 22 Maret 2012

MEMANFAATKAN GALAU

Fenomena galau tiba-tiba menjamur di kalangan remaja sejak kurang lebih satu tahun belakangan ini. Disinyalir persoalan cinta menjadi sumber utamanya. Bahkan kepopuleran satu kata itu semakin meroket ketika pelaku jejaring sosial sering memasangnya sebagai status update.  Ketenaran "galau" pun semakin menjadi saat motivator ternama, Mario Teguh mengangkatnya menjadi tema acara. Kasus naik daunnya galau ini memang cukup menarik, terlebih karena tidak semua orang mengetahui arti dibalik kata ajaib itu.

Sayangnya, ketenaran galau tak seindah arti yang selalu melekat padanya. Galau sering disinggungkan dengan hal yang berbau negatif, seperti membuang-buang waktu, tidak jelas, kurang kerjaan, dan persepsi negatif lainnya. Namun selalu ada sisi baik dibalik sisi buruk. Kondisi galau bisa dimanfaatkan menjadi momen yang pas untuk memperbaiki diri. Simak berikut ini :)

Orang galau cenderung lebih sensitif hatinya terutama jika masalah cinta menjadi sumber utama kegalauan. Berdiam diri terus-terusan memikirkan masalah dan meng-unggah kata-kata galau ke jejaring sosial bisa jadi tidak lebih baik dibanding menumpahkan isi hati ke dalam sebuah cerpen, puisi, atau bahkan lirik lagu. hehe

Kegalauan sering menyebabkan seseorang merasa kurang percaya diri sehingga ia lebih memilih menyendiri. Menyendiri dengan tujuan merenung untuk mereview dan mencatat sikap dan sifat diri yang harus diperbaiki bisa menjadi lebih bermanfaat daripada menyendiri dengan pikiran kosong. Sebuah catatan bisa menjadi media penyimpanan yang lebih awet dibanding otak manusia.

Adanya beberapa pilihan yang tersedia di depan mata sering menjadi sasaran empuk munculnya galau. Bingung menentukan pilihan terhdap suatu hal dalam rentan waktu yang cukup lama bisa berubah menjadi sebuah kegalauan. Galau membuat orang malas berpikir dan seketika mengubah mood bagus menjadi buruk. Di fase galau inilah kita bisa belajar menjadi pendengar yang baik. Yang dibutuhkan adalah sebuah atau beberapa saran dari orang lain. Dari orang-orang itulah kita belajar mendengarkan dan menjadi pendengar yang baik. Tanpa galau, saran dari orang lain tiak akan muncul sebab keputusan sudah dapat ditentukan sendiri.

Jadi, tidak usah lagi merasa gengsi jika suatu saat terserang galau. Toh sebenarnya kita sendiri bisa memanfaatkannya menjadi momen yang tidak hanya sekedar membuang-waktu-begitu-saja. Semoga bermanfaat hehe :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar